
- Bitcoin turun di bawah US$90.000 seiring melemahnya sentimen risiko pada pembukaan pasar Asia.
- Saham Asia dan futures global tertekan akibat kekhawatiran kinerja emiten teknologi dan prospek laba AI.
- Harapan penurunan suku bunga dan pelemahan dolar belum mampu menahan volatilitas kripto.
BlogSIA.eu.org - Pembukaan pasar Asia diwarnai tekanan pada aset berisiko ketika Bitcoin melemah dan saham regional bergerak turun, dipicu outlook teknologi yang suram, kekhawatiran valuasi saham AI, serta kehati-hatian investor menjelang akhir tahun perdagangan.
Harga Bitcoin terkoreksi dan pasar saham Asia dibuka melemah, mengikuti penurunan tajam saham teknologi di Wall Street. Aset kripto utama bergerak turun seiring memudarnya minat risiko global akibat kekhawatiran laba sektor teknologi.
Pelaku pasar global, termasuk investor saham Asia, trader kripto, serta emiten teknologi yang terkait erat dengan tema kecerdasan buatan, menjadi pihak yang paling terdampak oleh perubahan sentimen ini.
Tekanan terjadi pada awal perdagangan Asia pada awal pekan terakhir penuh tahun 2025, setelah pasar saham Amerika Serikat ditutup melemah pada Jumat sebelumnya.
Pelemahan terlihat di berbagai bursa Asia, termasuk Australia, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan. Sementara itu, pasar kripto global turut merespons sentimen negatif dari pusat keuangan dunia.
Kekhawatiran investor meningkat setelah prospek penjualan Broadcom dinilai mengecewakan dan mengguncang kepercayaan terhadap narasi pertumbuhan AI. Hal ini memperkuat keraguan apakah belanja besar AI dapat segera menghasilkan keuntungan, terutama setelah saham teknologi melonjak sekitar 300% dalam tiga tahun terakhir. Asia dinilai rentan karena ketergantungan kawasan ini pada manufaktur chip dan perangkat keras teknologi.
Bitcoin tercatat di kisaran US$89.293 atau turun 1,1%. Ether melemah ke US$3.111, sementara XRP turun ke sekitar US$2,00. Total kapitalisasi pasar kripto menyusut menjadi sekitar US$3,13 triliun. Di sisi ekuitas, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun sekitar 1%, sedangkan Korea Selatan anjlok lebih dari 2%. Futures indeks saham AS bergerak fluktuatif, mencerminkan ketidakpastian terhadap potensi penurunan laba lanjutan.
Di tengah tekanan tersebut, pelemahan dolar AS dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada 2026 sempat memberi harapan penopang. Namun, fokus pasar kripto tetap tertuju pada volatilitas saham teknologi dan ketahanan tema AI yang kini menjadi penggerak utama narasi risiko global.
Di tengah tekanan tersebut, pelemahan dolar AS dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada 2026 sempat memberi harapan penopang. Namun, fokus pasar kripto tetap tertuju pada volatilitas saham teknologi dan ketahanan tema AI yang kini menjadi penggerak utama narasi risiko global.
(*)
Thanks for reading: Bitcoin Tertekan di Pembukaan Pasar Asia Saat Saham Melemah, Sorry, my English is bad:)