Redaksi
Selasa, 18 November 2025, 14.49 WIB
Last Updated 2025-11-18T08:55:46Z
Movie

Review The Shadow’s Edge, Jackie Chan vs Tony Leung di Tengah Kekacauan Cyber-Heist Macau

Review The Shadow’s Edge, Jackie Chan vs Tony Leung di Tengah Kekacauan Cyber-Heist Macau

Poin:

  • Film The Shadow’s Edge memasangkan kembali Jackie Chan dan Tony Leung dalam kisah cyber-heist berlapis aksi dan drama.
  • Cerita tentang pertarungan intelijen digital Macau ini tersandung naskah longgar serta konflik yang terlalu melebar.
  • Aksi Jackie Chan tetap hadir, namun eksekusi cerita digital dan hubungan antargenerasi membuat film terasa penuh, bukan padat.




BLOGSIA.EU.ORG - The Shadow’s Edge menjadi panggung duel Jackie Chan dan Tony Leung dalam film cyber-heist Macau yang sarat aksi, teknologi, dan drama digital. Premis benturan kecerdasan siber, kejar-kejaran layar kamera, serta pertarungan dua legenda sinema Hong Kong membangun ekspektasi besar. Namun film yang digarap Larry Yang ini justru memperlihatkan bagaimana ambisi membengkak dapat menenggelamkan ketegangan sebuah thriller teknologi.

Kru perampok dengan kemampuan teknis luar biasa membuat kepolisian Macau kelimpungan. Mereka bisa menembus dan menipu Sky Eye, sistem pengawasan canggih yang menjadi kebanggaan otoritas setempat. Polisi lalu memanggil kembali Wong Tak-chong (Jackie Chan), pakar intelijen siber yang dulu meninggalkan kepolisian dalam kondisi tidak mengenakkan.

Wong membentuk tim elite. Di dalamnya ada He Qiuguo (Zhang Zifeng), perempuan muda dengan alasan personal bergabung ke kepolisian. Perlahan tim ini menyadari bahwa target mereka adalah Fu Lung-sang (Tony Leung Ka Fai), kriminal licin yang selama bertahun-tahun lepas dari penangkapan.

Pertemuan dua bintang besar Asia ini menghadirkan nostalgia. Chan dan Leung terakhir beradu akting lewat Island Of Fire (1990) dan The Myth (2005). The Shadow’s Edge menjadi kolaborasi ketiga mereka—sayangnya, daya bintang tak mampu menutupi naskah yang melebar tanpa arah.

Kisah cyber-heist ini dijejali klise, salah satunya soal sosok hacker nyaris mahakuasa dalam tim Fu. Setiap brankas digambarkan mustahil ditembus, namun hancur dengan beberapa ketukan keyboard. Perisai tak tertembus versus tombak tak tertahan, motif yang terus diulang tanpa pendalaman.

Film-film cyber-heist memang punya tempatnya, tetapi dentuman musik, potongan cepat, dan pergerakan kamera berputar tak cukup menyembunyikan penulisan yang malas. “Digital omniscience”—ilmu serba tahu digital—melahirkan lubang logika yang dibiarkan menganga.

Jika para perampok dapat mengendalikan seluruh kamera kota, teknologi itu sendiri seharusnya jauh lebih berharga ketimbang hasil rampokan. Mengapa mencuri dari kasino Macau bila pemerintah dan badan intelijen siap membayar miliaran untuk teknologi pengendali kamera tersebut?

Cerita sebenarnya dibangun sebagai pertarungan yin dan yang. Fu dan Wong adalah dua veteran: satu anjing pelacak berhikmat, satu rubah tua licik. Mereka dua sisi mata uang yang sama, masing-masing dengan penyesalan dan luka.

Potensi film dua jam yang berfokus pada duel strategi di jalanan Macau sebenarnya sangat besar, seperti gema emosional kriminal-legendaris dalam Heat (1995). Tetapi alih-alih mempertajam konflik dua tokoh utama, film justru membebani mereka sebagai figur ayah bagi kelompok anak muda, menciptakan lapisan drama yang membuat narasi semakin gemuk.

Sutradara Larry Yang, yang sebelumnya bekerja dengan Chan lewat Ride On (2023), berusaha merajut drama keluarga ke dalam thriller teknologi. Namun ketegangan estetika dan drama domestik membuat simpul cerita tampak memaksa. Kehadiran Zhang dan Ci Sha jelas untuk menarik penonton muda, tetapi sentimentalisme yang kaku membuat adegan mereka kurang kuat.

Bagi penggemar aksi khas Jackie Chan, film ini tetap menyuguhkan adu pukul. Namun adegan laga itu terasa tidak organik bagi perkembangan cerita—dan lebih buruk lagi, terlalu panjang hingga kehilangan daya ledak.

Pada akhirnya, The Shadow’s Edge membuat penonton mengelus dada. Chan dan Leung pantas mendapat naskah lebih ketat dari kisah cyber-heist yang melebar ini. Sebuah film dengan potensi besar yang goyah oleh ambisi tanpa disiplin.









(*)



Tag Keyword SEO

Jackie Chan, Tony Leung, The Shadow’s Edge, review film, film cyber heist, film action Asia, sinema Hong Kong, movie review, film terbaru Jackie Chan, film Macau, Larry Yang, Zhang Zifeng

Advertisement